Gubuk Bambu istana Baginya
Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya
Walaupun pahit telan untuk manis
Bersyukur kunci agar tak menangis
Melangkah kaki ini Hingga membentuk garisi pecahan
Duri-duri selalu menghadang raga
Wajah menahan kesakitan
Menyebut namaNya dalam jiwa
Gubung bambu istana baginya,
Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya,
Walau pahit telan untuk manis,
Bersyukur kunci agar tak menangis,
Melangkah kaki ini hingga membentuk garis pecahan,
Duri-duri selalu menghadang raga,
Wajah menahan kesakitan,
Menyebut namaNya dalam jiwa,
link : http://www.puisipendek.net/kesabaran.html
link : http://www.puisipendek.net/kesabaran.html
Gubung bambu istana baginya,
Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya,
Walau pahit telan untuk manis,
Bersyukur kunci agar tak menangis,
Melangkah kaki ini hingga membentuk garis pecahan,
Duri-duri selalu menghadang raga,
Wajah menahan kesakitan,
Menyebut namaNya dalam jiwa,
link : http://www.puisipendek.net/kesabaran.html
link : http://www.puisipendek.net/kesabaran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar