Senin, 11 Mei 2015

Kehidupan

Gubuk Bambu istana Baginya

Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya

Walaupun pahit telan untuk manis

Bersyukur kunci agar tak menangis


Melangkah kaki ini Hingga membentuk garisi pecahan

Duri-duri selalu menghadang raga

Wajah menahan kesakitan

Menyebut namaNya dalam jiwa

Gubung bambu istana baginya, Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya, Walau pahit telan untuk manis, Bersyukur kunci agar tak menangis, Melangkah kaki ini hingga membentuk garis pecahan, Duri-duri selalu menghadang raga, Wajah menahan kesakitan, Menyebut namaNya dalam jiwa,

link : http://www.puisipendek.net/kesabaran.html
Gubung bambu istana baginya, Perut yang selalu bernyanyi dalam hidupnya, Walau pahit telan untuk manis, Bersyukur kunci agar tak menangis, Melangkah kaki ini hingga membentuk garis pecahan, Duri-duri selalu menghadang raga, Wajah menahan kesakitan, Menyebut namaNya dalam jiwa,

link : http://www.puisipendek.net/kesabaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar